Berbagai Patung Terkenal di Jakarta dan Maknanya – Jakarta sebagai ibu kota juga menjadi salah satu kota yang memiliki penduduk terpadat di Indonesia. Saking padatnya, rasanya tidak mungkin jika warga Jakarta tidak pernah merasakan kemacetan jalanan setiap harinya.

Daripada mengeluhkan kemacetan, tidak ada salahnya apabila kita sedikit menengok kanan-kiri untuk melihat, mengenali dan mencari tahu sejarah beberapa patung yang sering kali terlihat di sepanjang jalan yang kita lalui. https://www.transaction-2007.com/

Berbagai Patung Terkenal di Jakarta dan Maknanya

Berikut adalah beberapa patung bersejarah yang berdiri di Jakarta beserta makna mereka masing-masing. joker123 terbaru

Patung Selamat Datang

Melewati sekitar jalanan bundaran Hotel Indonesia kita akan disambut langsung oleh sepasang patung manusia yang sedang melambaikan tangan dengan wajah riang gembira sambil membawa bunga.

Biasa dikenal dengan Patung Selamat Datang atau Monumen Selamat Datang, patung ini dibuat pada tahun 1962 dalam rangka menyambut Asian Games IV yang saat itu digelar di Jakarta.

Monumen ini menghadap utara untuk menyambut delegasi Asian Games dari berbagai negara yang datang dari Bandara Kemayoran yang saat itu masih beroperasi.

Saat ini Monumen Selamat Datang bisa diibaratkan sebagai sambutan bagi para pendatang yang baru saja menapakkan kakinya di Jakarta.

Patung Jenderal Sudirman

Jika pernah menonton film Nagabonar Jadi Dua, pasti tidak asing lagi dengan patung yang satu ini. Ini adalah patung Jenderal Sudirman yang berdiri di kawasan Dukuh Atas, tepatnya di depan Gedung BNI Jalan Jenderal Sudirman di Jakarta Pusat.

Tangan menghormat dan kepala sedikit mendongak ke atas menggambarkan Jenderal Soedirman sebagai sosok yang tegas, dinamis, namun tetap memiliki rasa hormat.

Menurut rencana, patung Jenderal Soedirman sedianya akan diresmikan 22 Juni 2003 bertepatan HUT ke-476 Jakarta, namun tidak terealisasi. Peresmian akhirnya dilaksanakan tanggal 16 Agustus 2003. Satu hari sebelum kemerdekaan Indonesia.

Patung Dirgantara

Patung Dirgantara biasa dikenal dengan nama Patung Pancoran. Seperti namanya, patung ini terletak di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan. Posisinya tepat berada di depan kompleks perkantoran Wisma Aldiron Dirgantara yang dulunya adalah Markas Besar TNI Angkatan Udara.

Monumen atau patung ini dibuat untuk menghargai dunia penerbangan Indonesia atau kedirgantaraan. Patung ini menggambarkan semangat keberanian bangsa Indonesia untuk menjelajah angkasa.

Maka dari itu, tangan patung ini menunjuk ke arah utara tempat Bandara Kemayoran yang merupakan bandara internasional pertama yang dimiliki Jakarta sebelum akhirnya dipindah ke Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta.

Patung Pemuda Membangun

Di sekitaran bundaran air mancur Senayan juga terdapat sebuah patung yang dinamakan Patung Pemuda Membangun. Monumen ini terletak tidak jauh dari pertokoan Ratu Plaza.

Keberadaan Patung Pemuda Membangun yang membawa obor dengan kobaran api tersebut bertujuan untuk mendorong semangat membangun yang harus tertanam dalam jiwa para pemuda.

Pengerjaan patung ini dimulai bulan Juli 1971 dan diresmikan bulan Maret 1972. Rencana sebelumnya peresmian akan dilakukan pada acara Peringatan Hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1971, namun patung belum selesai dibangun sehingga peresmiannya pun tertunda beberapa bulan.

Patung Pahlawan / Tugu Tani

Patung ini terletak di daerah Gambir, tepatnya di pertemuan Jalan Prapatan – Jalan Arif Rahman Hakim – Jalan Wahid Hasyim – Jalan Ikhw. Ridwan Rais dan Jalan Kebon Sirih. Patung yang dibuat sebagai bentuk penghargaan kepada para pejuang kemerdekaan Indonesia ini dilambangkan oleh seorang laki-laki yang memakai caping (topi pak tani) menyandang senapan dan sedang meminta restu pada wanita yang ada disisinya untuk berangkat ke medan perang.

Patung ini resminya bernama Patung Pahlawan, namun karena topi capingnya itulah, maka orang-orang biasa menyebut patung ini dengan sebutan Patung Pak Tani.

Ide patung ini diawali saat presiden Soekarno melakukan perjalanan ke kota Moskow dan beliau terkesan dengan patung-patung yang ia lihat disana. Saat itu presiden Russia memperkenalkan presiden Soekarno ke salah satu seniman yang bernama Matvei Manizer dan anaknya Otto Manizer.

Mereka pun akhirnya diundang ke Indonesia untuk membuat patung yang menggambarkan semangat kemerdekaan. Disinilah kedua pematung itu berkelana dan menemukan legenda Jawa Barat yang mengisahkan tentang seorang Ibu yang mengantar anaknya ketika ia akan pergi berperang. Sang Ibu memberikan semangat supaya sang anak memenangkan setiap peperangan dan selalu ingat dengan orang tua dan negaranya.

Patung perunggu ini dibuat di Rusia dan dikirim ke Indonesia menggunakan transportasi kapal laut, dan kemudian diresmikan pada tahun 1963 oleh Presiden Soekarno. Pada papan di monumennya tertulis ‘Bangsa yang menghargai pahlawannya adalah bangsa yang besar’.

Patung Arjuna Wijaya

Terletak di seberang Gedung Sapta Pesona, berdiri kokoh sebuah patung dengan banyak kuda yang biasa disebut dengan Patung Kuda Arjuna Wijaya atau Arjuna Wiwaha atau Asta Brata. Lokasi patung ini berada di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat.

Arjuna Wijaya mempunyai arti Kemenangan Arjuna dalam membela kebenaran dan keberaniannya. Bila dilihat sekilas tampak seperti ada 10 kuda namun sebenarnya hanya ada 8 kuda pada patung tersebut, sementara 2 lainnya adalah bayangan.

Kedelapan kuda tersebut memiliki makna yang berarti jika seorang pemimpin harus hidup berdasarkan delapan unsur penopang kehidupan yang sesuai dengan filsafat kepemimpinan ‘Asta Barata’ (dalam ajaran agama Hindu Jawa).

Unsur-unsur tersebut adalah matahari (Surya Brata) yang bermakna bahwa seorang pemimpin harus memberi semangat, kekuatan, dan kehidupan bagi rakyatnya. Bumi (Kuwera Brata) yang bermakna jujur, teguh, dan murah hati.

Api (Agni Brata) yang bermakna tegas dan berani dalam menegakkan keadilan dan kebenaran. Bintang (Yama Brata) yang bermakna contoh dan teladan. Samudera (Baruna Brata) yang bermakna pandangan luas dan mempertimbangkan persoalan sebelum pengambilan keputusan.

Angin (Bayu Brata) yang bermakna dekat dengan rakyat tanpa membedakan derajat dan martabat. Hujan (Indra Brata) yang bermakna berwibawa dan mampu mengayomi rakyat. Bulan (Chandra Brata) yang bermakna memberi penerangan dan membimbing rakyat dalam kegelapan.

Berbagai Patung Terkenal di Jakarta dan Maknanya

Patung Diponegoro

Sebelum ada Patung Pangeran Diponegoro, di lokasi ini sudah terlebih dahulu berdiri sebuah patung seorang wanita dengan nama Patung Kartini, yang kini dipindahkan ke Taman Medan Merdeka.

Patung Pangeran Diponegoro ini berdiri di pertemuan antara Jalan Diponegoro dengan Jalan Imam Bonjol, di depan Taman Suropati Menteng, Jakarta Pusat.

Berdiri di hamparan bunga-bunga yang sebagian besar berwarna hijau dan jingga. Patung Diponegoro dibuat berdasarkan gagasan mantan Konsul General Italia di Indonesia, Dr. Mario Pitta. Dia adalah seorang pengusaha besar Italia yang terkenal sangat mengagumi dan mencintai Indonesia.

Patung Pembebasan Irian Barat

Di tengah Lapangan Banteng Jakarta Pusat berdiri patung bersejarah yang menjulang tinggi dan gagah yang bernama patung pembebasan Irian Barat. Pembuatan patung Pembebasan Irian Barat memakan waktu kurang lebih 12 bulan dan diresmikan pada tanggal 17 Agustus 1963.

Monumen ini dibangun untuk mengenang para pejuang Trikora dan masyarakat Irian Barat yang memilih menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia setelah mereka bebas dari penjajahan Belanda, karena wilayah Irian Barat dipertahankan Belanda sejak Konferensi Meja Bundar (1949) dan Belanda mengulur-ulur waktu hingga Bung karno membentuk Komando Trikora.

Kata Irian adalah singkatan dari Ikut Republik Indonesia Anti Nederland. Diharapkan dengan adanya patung ini maka bangsa Indonesia akan tetap mengingat bahwa Irian akan selalu menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.